Yayasan Anak Emas

"Mempersiapkan Generasi Berkualitas"

Visi

Membina anak sejak dini dalam mengenal Alloh Subhanahu wa Ta'ala dan meneladani Rasululloh Shollaullohu 'Alayhi was Sallam dengan mengamalkan ajaran Islam berdasarkan Al Quran dan Al Hadits yang sesuai dengan pemahaman para Ulama Salafus Sholih.




Misi

1. Membangun sarana dakwah melalui jalur pendidikan dengan milyu yang bernuansa Islam
2. Mempersiapkan generasi berkualitas Imtaq dan Ipteknya.
3.Mengenalkan nilai-nilai Islami yang agung agar direalisasikan dalam kehidupannya sehari-hari.
4. Mendidik anak agar selalu taat kepada Alloh, cinta kepada Rasulullah dan berbakti kepada orang tua, berguna bagi agama, nusa dan bangsanya.

SEJARAH YAYASAN "ANAK EMAS "

Berdirinya Yayasan Anak Emas, berawal dari beberapa pendidik yang peduli terhadap perkembangan anak usia dini, khususnya putra-putri ummat Islam yang berada di Bali. Dimana Bali sebagai daerah pariwisata, tidak menutup kemungkinan budaya asing dapat masuk dan berdampak pada rusaknya moral serta norma-norma agama generasi muda. Para pendiri mempunyai keinginan yang kuat untuk membangun suatu lembaga pendidikan Islam, yang difokuskan pada anak-anak usia dini karena penanaman aqidah dan moral akan lebih mudah untuk dilakukan pada usia golden age (masa keemasan anak).

Pada tahun 1997 tepatnya tanggal 13 November atas saran dari Bapak H. Sidik Husin Shirmuhammad yang menganjurkan sebagian tempat tinggalnya seluas 600 m2 di jalan Teuku Umar nomor 17 Denpasar dipergunakan sebagai lahan dakwah pendidikan, maka berdirilah Yayasan Anak Emas bergerak di bidang Sosial Dakwah dan Pendidikan, dan tercatat pada akte notaris Amir Syarifuddin No. 28 tanggal 18 November 1997.

Beberapa nama yang turut membantu lahirnya Yayasan Anak emas, disamping Bapak H. Sidik Husin Shirmuhammad sebagai pemilik tempat, ada juga Bapak H. Fauzi Hamid Abbas, Lc, Dra. Rahmani Sidik, drh. Susi, dan Siti Rumaisyah, S.Ag., mereka mempunyai jasa yang sangat berharga dalam memotivasi terealisasinya Yayasan Anak Emas. Struktur Pengurus Yayasan Anak emas pada pertama kali berdirinya ialah terdiri dari:

Ketua           : Ustadz Fauzi Hamid Basulthana, Lc.

Sekretaris   : Dra. Rahmani Sidik

Bendahara  : Halilah

Setelah keluarnya undang-undang yang terbaru tentang Yayasan, terbentuk susunan struktur Yayasan Anak Emas yang tercatat pada akta notaris no. 18 tanggal 13 November 2006 yang dibuat oleh Notaris Herri Yudhianto Putro, SH dan telah disahkan oleh Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, no. C-1399.HT.01.02.Th.2007 tanggal 25 April 2007 dengan susunan sebagai berikut:

Badan Pembina

Ustadz H. Fauzi Hamid Basulthana, Lc

Abdul Hamid Basulthana

Yazid Sidik

Badan Pengawas

Drs. H. Mahfudz, MA

Joko Sulistyarno, SH

Badan Pengurus

Dra. Rahmani Sidik (Ketua)

Istianah (Sekretaris)

Aliyah (Bendahara)

Sepeninggal Bapak H. Sidik Husin Shirmuhammad, Alhamdulillah Yayasan Anak Emas masih tetap dapat menempati lahan di Jalan Teuku Umar no. 17 Denpasar tersebut. Bahkan untuk menjadikan jariyah bagi Bapak Ibu H. Sidik Husin Shirmuhammad, maka putra-putri almarhum telah bersepakat pada tanggal 20 Maret 2008, untuk mewakafkan lahan 600m2 tersebut kepada Yayasan “Anak Emas”. Dan telah direalisasikan penandatanganan ikrar wakaf di Kantor Urusan Agama Kecamatan Denpasar Barat pada tanggal 29 Mei 2008. Dihadapan Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan Denpasar Barat Bapak Ahmad Majidi, S.Ag. yang disaksikan oleh Bapak H. Muhammad Husin Bagharib, Fauzi Hamid Basulthana, Lc., M.Pd.I., dan dalam hal ini yang mewakili putra-putri H. Sidik Husin Shirmuhammad (alm) sebagai Wakif adalah putra beliau Husin Sidik. Semoga wakaf ini menjadi amal jariyah dari seluruh keluarga H. Sidik Husi Shirmuhammad dan bermanfaat bagi ummat. Serta tetap eksis sampai hari Kiamat, sebagaimana firman-Nya :

“…. Adapun yang memberi manfaat kepada manusia, maka ia tetap di bumi…. (Ar Ra’d : 17)

Yayasan “Anak Emas” pada awal berdiri, program yang dibuka adalah Taman Pendidikan Al Qur’an (Rekomendasi Depag) No: WM.9/B/I-B/BA.00/518 dan Kelompok Bermain/Play Group “Anak Emas” dimulai pada tahun ajaran baru tepatnya tanggal 20 Juli 1998. Agak sedikit berbeda dengan yayasan lain yang biasanya awal pendirian dimulai TK dan SD, tapi Yayasan “Anak Emas” memulai untuk Anak Usia Dini dengan program Kelompok Bermain yang diperuntukkan bagi anak usia 2-4 tahun. Dan atas desakan dari wali murid, walaupun Yayasan agak terkesan sedikit terlambat dalam merealisasikannya, Alhamdulillah pada tahun 2002 Yayasan Anak Emas membuka program RA/Taman Kanan-kanak yang bertempat di jalan Nusa Barung No. 1 Denpasar. Adapun tahun ajaran baru 2008 – 2009 ini, Alhamdulillah Yayasan Anak Emas akan membuka program baru, yaitu Taman Toddler, untuk anak usia 1 – 2 tahun.

Dan sampai saat ini Yayasan “Anak Emas” juga masih terus mendapat desakan dari wali murid untuk membuka jenjang Sekolah Dasar. Hal ini adalah untuk mewujudkan kesenimbungan pendidikan. Insya Allah, kami sedang terus berusaha untuk meningkatkan kualitas sehingga akan mampu untuk mewujudkan kesinambungan pendidikan yang diharapkan.

NAMA ANAK EMAS

Seringkali orang mempertanyakan, mengapa memakai nama “Anak Emas” , kok tidak memakai nama Anak Sholih?. Nama Anak Emas ini sebenarnya diambil dari nama seseorang Ulama besar ahli Hadits yang bernama Muhammad Adz-Dzahabie pada abad pertengahan, beliau mendapat julukan Imam Adz-Dzahabie bagaikan emas, dikarenakan keulamaan beliau dengan karya-karyanya yang sangat bermanfaat bagi generasi setelahnya.Dari nama beliaulah nama Yayasan (Muassasah) ini diambil yaitu dengan nama Adz-Dzahabie, namun karena agak sulit bagi orang Indonesia melafalkannya maka diterjemahkan secara acak ke dalam bahasa Indonesia dengan “Anak Emas”.  Dan di dalam Al Qur’an pada surah Ali Imron ayat 14, Allah Subhanahu Wa Ta’ala menyebutkan beberapa perhiasan dunia, yang mana di dalam ayat tersebut ada disebutkan Anak dan Emas.

“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, hartayang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (Surga).”

Dari ayat diatas , anak memang bagian dari perhiasan dunia, anak bagaikan emas bahkan anak juga merupakan aset yang sangat berharga sebagai titipan Ilahi, yang mana orangtua akan menuai hasilnya sampai dipanggil keharibaanNya, yang tidak akan terputus amalnya dan akan mengalir terus pahalanya manakala seorang anak menjadi sholih dan selalu mendoakan orangtuanya; Waladun Sholih Yad’ulahu. Namun masalahnya tidak mudah untuk mendapatkan hasil sesuai harapan, perlu kesadaran orangtua sedini mungkin dalam mempersiapkannya yaitu ketika mengarahkan pendidikan putra-putrinya serta memberikan bimbingan akan nilai-nilai Islam yang agung. Generasi yang unggul tidak akan terwujud kecuali melalui sentuhan pendidik yang mempunyai dedikasi serta tanggung-jawab yang tinggi berorientasi pada dunia dan akhirat.

X